Senin, 24 September 2012

Tentang keperawanan

Membaca artikel  ini saya jadi ingat nasehat ibu saya tentang keperawanan. Dari mulai masa puber, saat saya mengalami menstruasi pertama, ibu saya selalu mengingatkan dan memberi petuah
"Nduk dadi wong wadon kuwi kudu  ngerti ngajeni awake dhewe. Yen wis kenal kakung ojo gampangan. Sing kenceng pinjunge*. Gusti  wis ngatur, maringake barang kang paling aji kanggo wong wadon kuwi neng panggonan paling ndelik dhewe. Ora neng pucuk driji ben gampang dilucuti utowo ilang, utowo neng rai sing bisa disawang sopo wae. Ojo nganti kowe keduwung tembe mburine."
Artinya:
"Nak jadi perempuan harus bisa menghargai diri sendiri. Kalau sudah mengenal lelaki jangan gampangan. Dijaga pribadinya. Tuhan sudah mengatur, meletakkan apa yang paling berharga bagi wanita (red:keperawanan) di tempat yang paling tersembunyi. Bukan diujung jari sehingga gampang diambil atau hilang, ataupun di wajah untuk jadi konsumsi publik. Jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari."
Itu wejangan yang tak bosan-bosannya disampaikan ibu saya dan sangat membekas dihati yang mengakibatkan saya menjadi orang yang  konservatif (a.k.a kuno??) waktu pacaran.

Menurut saya menjaga keperawanan atau tidak itu pilihan. Tetapi saya memilih untuk meneruskan petuah ini kepada anak gadis saya kelak.

*pinjung = kain


#pernah dipublikasikan di ngerumpi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak disini :)