Kamis, 13 September 2012

Emosi negatif itu menguras energi

Orang yang memendam amarah itu lelah lahir batin. Ga percaya? Coba saja. Ada satu cerita yang pernah saya baca. Saya lupa darimana sumbernya, mungkin salah satu note di facebook. Jadi ceritanya begini. 
Ada seorang biarawati(suster). Beliau ini masih muda, suatu hari dokter memvonisnya sakit parah hingga diprediksi umurnya tidak akan lama lagi. Sebagai orang yang hidup di dunia modern suster ini berusaha mencari pengobatan secara medis sampai kemana-mana.Dan penyakitnya tidak juga mereda. Hingga suatu hari ia mengikuti Misa penyembuhan di salah satu tempat peziarahan Bunda Maria di Bandung.Di tengah-tengah Misa tiba-tiba pastor yang memimpin misa menunjuk padanya. Dan berkata dengan lemah lembut agar ia memaafkan orangtuanya, mengampuni dan berdamai kembali dengan mereka. Suster itu hanya menangis, ternyata selama hidupnya dia memendam luka jiwa karena perlakuan bapaknya, yang meninggalkannya semasa masih kecil. Ia tumbuh dewasa tanpa figur seorang bapak. Luka jiwa itu terus dipendamnya hingga saat itu. Pulang dari misa ia terus merenungkan perkataan pastor itu. Kemudian dengan kebesaran hatinya mulai memaafkan dan berdamai dengan masa lalunya, mencari tahu kabar tentang bapaknya dan akhirnya mengunjungi orang tua yang sudah di penghujung usianya yang akhirnya bisa meninggalkan dunia dengan tenang membawa maaf dari putri yang ditelantarkannya. Dan ajaibnya suster itu perlahan-lahan mulai sehat kembali. Segala penyakit yang dideritanya seakan musnah bersama dendam masa lalunya.
Cerita diatas salah satu bukti, betapa memendam amarah itu bukan saja bisa membuat kita lelah secara batin, tapi juga menyakiti raga kita secara tidak langsung. Memang susah ya melupakan kesalahan orang lain apalagi bila itu sangat berdampak dalam kehidupan kita. Walau pada dasarnya saya orang yang tidak terlalu ambil pusing dengan orang yang menyakiti saya tapi ada suatu masa dimana saya mengalami , betapa susahnya memaafkan kesalahan orang yang menyakiti saya. Sangat menguras emosi dan energi bila mengingat betapa teganya dia menyakiti saya. Tapi ketika saya mencoba untuk mengikhlaskannya, mungkin belum sepenuhnya saya bisa memaafkan, tapi hati saya terasa lebih lega. Emosi negatif itu memang menguras energi jadi sebaiknya memang dilepaskan. Untuk hal-hal sepele, mengomel itu cara saya untuk melepaskan emosi, tapi sebenarnya ga bagus juga sih hehehe....soalnya jadi memberi emosi negatif ke orang yang saya omelin. Atau pakai cara sepupu saya yang memilih teriak di kamar mandi untuk melepaskan emosinya. Pokoknya jangan dipendam ya....nanti jadi penyakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak disini :)