Rabu, 13 Februari 2013

MERRY RIANA - Mimpi Sejuta Dollar

Akhirnya aku dapetin juga buku ini setelah lama masuk waiting list di Gramedia Online. Dan akhirnya tuntas juga membacanya. Aku suka sekali membaca, namun aku tipe orang yang sangat penasaran dengan alur cerita yang sedang aku baca jadi alhasil aku kebutlah buku itu sampai tuntas. Wow....fantastis, itu komentarku tentang perjuangan seorang Merry Riana mendapatkan Satu Juta Dollar pertamanya. And here is....resensi bukunya versi saya.

Cerita bermula dari kerusuhan Mei 1998 yang membuat orang tua Merry mengambil keputusan untuk menyekolahkan Merry ke Singapura, padahal rencana semula Merry akan kuliah di Trisakti. Situasi sosial politik Jakarta yang tidak menentu waktu itu membawa kekawatiran akan kelangsungan studi Merry, sehingga orang tuanya mengambil keputusan itu. Tanpa bekal finansial yang memadai dan dengan mengandalkan pinjaman pemerintah Singapura Merry nekat berangkat ke Nanyang Technological University(NTU) Singapura. Saat berangkat ia bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya nanti di perantauan mengingat tidak sekalipun ia tinggal terpisah dengan keluarganya. Tetapi tekadnya yang kuat mengalahkan segala ketakutan dan kekawatiran dalam hatinya.

Perjuangan yang sesungguhnya dimulai. Ternyata pinjaman dari pemerintah Singapura yang semula diandalkan oleh orang tuanya hanya cukup memenuhi kebutuhan studinya dan hanya menyisihkan kurang lebih $10 Singapura seminggu untuk biaya hidup. Sebagai bayangan saja, $1 hanya cukup untuk membeli sepiring nasi dengan lauk sayur tahu dan taoge di kantin kampusnya. Dan seminggu dengan $10 dollar saja??? Nyaris imposible bukan? Tapi dia bisa bertahan, melalui hari-harinya dengan mengandalkan sepuluh dollar dan bekal sembako yang sengaja dibawanya dari Jakarta. Jadi pagi hari dia memasak mie instan, siang hari dia makan setangkup roti tanpa selai, malam hari kalau mujur dia bisa ikut perkumpulan mahasiswa dan mendapat makan malam, kalau ga ya makan mie lagi atau puasa, sesekali di siang hari dia bisa membeli sepiring nasi dan sayur tahu taoge (makanan paling enak yang bisa dibelinya hikksss....). Dan itu berlangsung selama satu semester. Kebayang ga gimana rasanya?

Tapi seorang Merry Riana memang gadis yang berkemauan kuat, dan sangat luar biasa. Orang lain mungkin sudah menyerah, tapi Merry Riana justru menggunakan segala keterbatasan yang dipunyainya untuk memotivasi dirinya melakukan hal terbaik. Dia ingin mengubah hidupnya, cita-citanya adalah memiliki kebebasan finansial sebelum usia 30 tahun, selagi dia masih muda, selagi orang tuanya masih kuat dan masih bisa menikmati keberhasilannya nanti.

Jalan yang dia lalui tidak mudah, tidak semua orang berhasil melewatinya tapi dia bisa berhasil. Perjuangannya bukan tanpa hambatan, bahkan ujian terberat diterimanya saat dia nyaris berhasil (pembenaran dari teori the darkest hour). Andai dia menyerah saat itu pasti tidak ada Merry Riana yang sekarang. Pendapatan Sejuta dollar diraihnya ketika usianya baru 26 tahun. Bukan hanya itu sekarang dia juga dikenal sebagai salah satu motivator ulung di Asia. Siapa yang menyangka?

Dari buku ini saya belajar bahwa keberhasilan seseorang itu adalah buah kerja keras, kerja cerdas dan doa yang tiada putus. Ora et Labora, berdoa dan berusaha.

Haiyah.... pokoknya cerita hidupnya sangat menginspirasi. Recomended book lah buat dibaca hehehe.....
Sekarang lagi baca kisah hidupnya Waris Dirie - Desert Flower, kalau udah slesai aku posting resensinya.










Mengapa disebut Rabu Abu?

 
Rabu Abu adalah hari pertama Masa Prapaska, yang menandai bahwa kita memasuki masa tobat 40 hari sebelum Paska. Angka “40″ selalu mempunyai makna rohani sebagai lamanya persiapan. Misalnya, Musa berpuasa 40 hari lamanya sebelum menerima Sepuluh Perintah Allah (lih. Kel 34:28), demikian pula Nabi Elia (lih. 1 raj 19:8). Tuhan Yesus sendiri juga berpuasa selama 40 hari 40 malam di padang gurun sebelum memulai pewartaan-Nya (lih. Mat 4:2).
 
1. Mengapa hari Rabu?
Nah, Gereja Katolik menerapkan puasa ini selama 6 hari dalam seminggu (hari Minggu tidak dihitung, karena hari Minggu dianggap sebagai peringatan Kebangkitan Yesus), maka masa Puasa berlangsung selama 6 minggu ditambah 4 hari, sehingga genap 40 hari. Dengan demikian, hari pertama puasa jatuh pada hari Rabu. (Paskah terjadi hari Minggu, dikurangi 36 hari (6 minggu), lalu dikurangi lagi 4 hari, dihitung mundur, jatuh pada hari Rabu).

Jadi penentuan awal masa Prapaska pada hari Rabu disebabkan karena penghitungan 40 hari sebelum hari Minggu Paska, tanpa menghitung hari Minggu.
 
2. Mengapa Rabu “Abu”?

Abu adalah tanda pertobatan. Kitab Suci mengisahkan abu sebagai tanda pertobatan, misalnya pada pertobatan Niniwe (lih. Yun 3:6). Di atas semua itu, kita diingatkan bahwa kita ini diciptakan dari debu tanah (Lih. Kej 2:7), dan suatu saat nanti kita akan mati dan kembali menjadi debu. Olah karena itu, pada saat menerima abu di gereja, kita mendengar ucapan dari Romo, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil” atau, “Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu” (you are dust, and to dust you shall return).”

Sumber: Situs Katolisitas
--Deo Gratias--