Kamis, 11 Juli 2013

JEDA

Berhenti sejenak, beristirahat, ngaso, rehat mungkin itu padanan kata yang bisa digunakan untuk menggantikannya. Hidup kita perlu jeda. Dalam hal apapun. Bahkan dalam hal yang paling vital sekalipun, ada jarak waktu tertentu dimana kita harus berhenti sejenak. Manusia bernapas ada jedanya, detak jantung kita ada jedanya. Dan itu harus, bayangkan saja seandainya kita tak henti bernapas (ngos-ngosan?) atau jantung kita tak hentinya berdetak. Waduh..... Lha wong mesin aja harus ada istirahatnya apalagi kita manusia. 

Semua orang membutuhkan jeda. Intervalnya tentu berbeda satu dengan yang lainnya. Jeda itu bisa merelaksasi badan, merelaksasi pikiran. Untuk merelaksasi badan sekaligus pikiran banyak yang bisa dilakukan. Misalnya dengan rekreasi ke tempat yang indah, melakukan kegiatan yang tidak biasa kita lakukan atau di luar kebiasaan kita, mencoba melakukan hal baru, mencari teman baru dan masih banyak lagi caranya.

Jedaku bagaimana? Aku biasa melakukan hal-hal yang aku senangi. Membaca dan menulis adalah salah satunya. Membaca membuat pikiranku mengembara ke tempat-tempat dan situasi yang aku inginkan tanpa perlu harus kemanapun. Catet!! Ga usah kemanapun. Hehehe ini penting karena kedua krucilku masih sangat membutuhkanku dan aku meletakkan mereka di prioritas yang paling tinggi sekarang. Entah nanti, saat mereka mulai mandiri dan tidak terlalu membutuhkanku disamping mereka. Mungkin aku akan benar-benar menyambangi tempat-tempat yang selama ini hanya aku nikmati lewat bacaan (hahaha....dream big). Eh OOT dikit, kekuatan pikiran, kekuatan mimpi itu ga boleh disepelekan lho, karena semua berawal dari pikiran *_* (terkontaminasi suami yang baca secret nya Rhonda Byrne wkwkwkkk).

Oya, konon puasa itu juga jeda lho bagi sistem tubuh kita. Jadi selama puasa tubuh membersihkan diri dari racun yang kita tumpuk selama ini. Detoksifikasi gitu bahasa kerennya. Pola makan yang tinggi karbohidrat bahkan tinggi lemak ciri khas orang Indonesia rawan sekali terhadap penyakit degeneratif seperti diabetes, penyakit mematikan seperti penyakit jantung, penyumbatan pembuluh darah dan banyak penyakit menakutkan lainnya. Nah ketika kita puasa tubuh seolah dibersihkan dari zat-zat yang tidak kita perlukan. Ini dengan catatan menu berbuka dan sahurnya juga diperhatikan ya....
Jadi beruntunglah wahai siapapun yang suka berpuasa, karena sangat bermanfaat untuk kesehatan. Aku sendiri suka mempraktekkan food combining dan puasa. Kombinasi keduanya aku rasakan sangat berguna menjaga stamina.

Food combining itu pola makan sehat alami yang dipopulerkan oleh Ibu Andang Gunawan lewat bukunya "Food Combining, Kombinasi Makanan Serasi, Pola Makan untuk Langsing & Sehat. FC merupakan pola makan sehat alami yang mendukung seluruh organ tubuh kita dapat bekerja dengan baik, sehingga kesehatan kita terjaga. Dampaknya, penampilan tampak lebih muda dan segar, dengan emosi yang terjaga dan mudah merasa bahagia. Selain itu, penyakit yang mungkin ada dalam tubuh kita, terutama penyakit akibat gangguan metabolisme, dapat teratasi. Seperti kegemukan/kekurusan, alergi/asma, gangguan lambung, gangguan asam urat, kencing manis, hipertensi, hiperkolesterol/trigliserida, stroke, penyakit jantung, tumor/kanker, gangguan emosional (stres, depresi, hiperaktif, keranjingan makanan, dll).(copas dari sini ) Jujur sih, aku belum menerapkan sepenuhnya metodenya but trust me, it works. Xoxoxoxo masih suka tergoda dengan gorengan dan teman-temannya. Eh OOT bangeettss hahahaha.....

By the way selamat menunaikan ibadah puasa ya buat saudaraku umat muslim. Semoga ibadahnya diterima dan lancar sampai Idul Fitri nanti. Amiinn.


Selasa, 09 Juli 2013

Lima Tahun

Hari ini, detik ini, lima tahun yang lalu, aku sedang mondar mandir di lorong sebuah rumah sakit. Rasa sakit yang menjalar di seluruh pinggang hingga ke punggung membuatku tidak bisa duduk diam dan menunggu, meskipun suster berkali-kali mengingatkannku untuk menghemat tenaga. Bahkan aku nekat naik turun tangga sebelum mbak security yang baik hati menggandengku sembari mengatakan betapa bahaya kelakuanku.

Aku dengan perut besarku berjalan kesana kemari menahan sakit yang tambah menjadi, menantikan sesuatu yang sangat penting dalam hidupku. Hadirmu ke dunia ini nang.... Yah saat itu mama sedang menantikan detik-detik kelahiranmu. Bukan isapan jempol jika orang-orang mengatakan bahwa ibu adalah sosok yang luar biasa karena sudah melahirkan kita, dengan taruhan nyawa. Hari itu mama mengalaminya. 

Proses kelahiranmu bisa dibilang tidak mudah nang. Hampir dua jam dokter, perawat serta bidan membantu mama melahirkanmu, dua puluh empat jam lebih setelah mulas mulai mendera mama. Menit-menit terakhir menjelang kelahiranmu, ketika mama nyaris kehabisan tenaga, papamu bahkan sudah siap menandatangani andai operasi adalah jalan terakhir. Tapi dokter yang baik hati itu tidak mau menyerah. Kami sempat berdiskusi, dalam situasi yang mendesak dokter itu menyarankan untuk di vakum dulu. Bayi ibu sangat kuat, jantungnya masih bagus, begitu katanya. Mama sempat bertanya, tidak adakah efek sampingnya andai itu dilakukan? Dokter itu tersenyum ramah sambil mengatakan, "anak pertama saya juga di vakum bu, sampai sekarang perkembangannya bagus, tidak pernah ada masalah" katanya. Dan kemudian proses itu dimulai. Mama tidak lagi merasakan mulas, tidak lagi merasa sakit, yang ada hanya semangat untuk mendengar tangismu pertama kali. Dan ketika suara tangismu terdengar, lunas sudah semua pengorbanan mama. Bahagia sekali rasanya. 

Tak sabar rasanya mama ingin sekali mendekapmu, memelukmu jagoan kecilku. Tapi rupanya mama harus bersabar menahan keinginan itu. Papamu mengabarkan bahwa kamu harus dirawat khusus akibat persalinan yang panjang itu. Betapa mirisnya mama ketika akhirnya bisa melihatmu. Tanganmu yang mungil dibalut gips yang menahan infus supaya tetap berada di tempatnya. Bahagia, haru sekaligus sedih menjadi satu. Mama tak tahan untuk tidak menangis. Seminggu lebih kamu tinggal di rumah sakit, sementara mama yang belum terlalu pulih terus bertekad menemanimu tiap hari, walaupun harus bolak-balik ke rumah sakit.

Ah itulah sekelumit kisah kelahiranmu nang, bocah bagus anakku lanang.... Lihatlah sekarang. Kamu sudah tumbuh menjadi bocah kecil yang membanggakan. Jagoan kecil mama yang hebat. Teruslah tumbuh besar nak, besarkan badanmu, besarkan hatimu. Nikmatilah masa kecilmu dengan gembira. Aku, ibumu ini akan terus menjagamu, dengan raga, doa dan hatiku.


(Memori, 09 Juli 2008)