Kamis, 19 Juli 2012

si mba - Part # 1 (They Help Me-A Lot)

Saya pengin cerita tentang Asisten Rumah Tangga, Si mba begitu saya biasa memanggilnya. Pertama kali menggunakan jasa si mba ini waktu anak pertama saya lahir. Saya yang pekerja ini tentu membutuhkan seseorang yang bisa membantu saya menjaga si kecil waktu saya sedang bekerja.

Yang pertama namanya mba Ratmi, asalnya sukabumi. Mba Ratmi ini datang waktu anak saya baru pulang dari rumah sakit. Orangnya luar biasa pendiam, dan sangat rajin. Saking rajinnya, setiap anak saya pipis langsung dicuci popoknya. Memang untuk siang hari saya tidak membiasakan anak saya memakai diapers. Karena kasihan. Saya saja merasakan sangat tidak nyaman memakai pembalut terlalu lama, setipis apapun, apalagi diapers yang setebal itu. Mba Ratmi ini pintar memasak, cekatan sekali kerjanya, saya yang baru saja melahirkan sangat terbantu dengan kehadirannya. Dia sangat menjaga jarak dengan saya, padahal berulangkali saya katakan saya ingin dia merasa sebagai bagian dari keluarga kami. Kalau makan atau nonton tivi mojok dibelakang. Sayangnya mba Ratmi cuma betah 2 minggu ikut saya. Dia minta pulang karena selalu ingat anaknya di kampung. Masih 2 tahun umurnya, slalu menangis mencari ibunya. Ya sudahlah, saya yang masih cuti dan sudah sehat kembali tidak terlalu pusing dengan kepulangannya.

Kemudian menjelang saya masuk kerja ibu saya membawa mba Murniati. Orang asal kampung saya, punya anak kecil juga tapi memang niat pengin bantu suami cari uang. Katanya dia pernah ikut orang tapi dipulangkan karena makannya banyak.(Dia cerita sendiri ke saya mengenai hal ini,saya menanggapinya tersenyum miris). Saya bilang sama dia, disini kamu boleh makan sepuasmu mba, cuma kalau pagi kamu masak sendiri untuk makan pagi dan siang karena saya dan suami memang tidak terbiasa sarapan nasi. Bahannya apa aja yang ada di kulkas kecuali bahan makanan untuk Nick yang memang saya bedakan. Si mba Mur ini masaknya ala koboi, cemplang cemplung yang penting mateng. Suami saya tidak pernah mau dimasakin dia kecuali Mie instant. Masak mie instan pun suami saya tidak cocok katanya tidak enak, ga ada rasanya. Belakangan saya tahu sebabnya karena dia tidak memakai semua bumbu. Jadi kalau membuat 2 mie instan bumbu yang dipakai cuma satu. Hmmm pantes saja ga enak.

Ternyata si mba Mur ini memang belum tahu etiket ikut orang. Saya sering tertawa sembari mengelus dada. Gimana enggak, saya yang capek pulang kerja, belum mandi belum apa langsung ke dapur nyiapin makan malam. Eh dia dengan asyiknya nonton tv sama anak dan suami saya. Tidak punya inisiatif untuk membantu saya, baru ketika disuruh dia beranjak ke dapur. Seringkali juga waktu hari minggu, hari saya libur, saya memang handle seluruh urusan anak. Jadi dia cuma pegang kerjaan rumah. Ketika siang hari si kecil tidak mau tidur saya sibuk ngurusin dia, suami tidur, eh....dia kemudian tidur juga. Kadang saya jadi berpikir....siapa yang juragannya sih hahahaha.....

Tapi lambat laun dia mulai mengerti hal itu. Namun yang membuat saya akhirnya memulangkan dia adalah karena kegenitannya. Dia mulai menjalin hubungan dengan tukang yang bekerja di komplek, padahal di kampung dia sudah mempunyai suami dan anak. Saya yang tidak mau ketempuhan bila terjadi apa-apa akhirnya memilih berhenti memakai jasanya.

Yang ketiga namanya Mustini. Dia baru usai lulus SMP ketika ibu saya membawanya ke sini dua tahun yang lalu. Anaknya lugu sekali. Mungkin itu yang membuat dia selamat ketika hilang waktu malam takbir (saya akan memposting cerita ini tersendiri). Mba Mus ini anaknya pendiam, jujur dan rajin. Dia juga sangat dekat dengan anak-anak. Saya tadinya berharap dia bisa ikut saya agak lama, sehingga saya juga punya cukup waktu untuk membalas kebaikannya dengan memberi bekal ketrampilan ketika anak-anak sudah mulai bisa ditinggal. Setidaknya waktu Vell berumur 4 tahunan. Tapi apa mau dikata, rupanya orang tuanya sudah tidak sabar menimang cucu. Dua minggu yang lalu dia bilang mau dijemput sama orang tua dan calon suaminya. Hiksss....sedih juga. Saya kelabakan lagi nih cari penggantinya.

Saya akui mereka sangat berjasa dalam hidup saya, karena mereka sudah menjaga milik saya yang paling berharga.Terima kasih ya.....Tuhan pasti membalas setimpal kepadamu mba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak disini :)