Senin, 08 April 2013

Nama Buletin Itu.....Sang gama

Gimana reaksimu baca nama Buletin diatas? Gara-gara buletin dengan nama itu aku pernah dapat surat panggilan dari Purek III Universitas tempatku belajar.

Ceritanya aku mengepalai biro litbang di Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi tempatku menuntut ilmu. Nah, salah satu program biroku adalah menerbitkan tabloid yang berisi tulisan dan aspirasi mahasiswa di fakultas ekonomi. Para pendahulu kami bukannya tidak pernah mempunyai ide ini tapi dari yang aku dengar dan rasakan sendiri responnya sangat minim bahkan gaungnya nyaris tidak ada. Kami para pengurus berusaha mencari ide bagaimana caranya menarik perhatian para mahasiswa di kampus kami yang rata-rata study minded supaya tergerak hatinya untuk ikut peduli dengan lingkungan belajar di kampus dan kegiatan seputar kampus atau apesnya membuat mereka tertarik untuk memungut dan membaca tabloid gratis yang kami terbitkan.

Nah, mulailah kami menggali ide dari aspirasi anggota dan pengurus BPM yang akhirnya sepakat untuk memakai nama yang kontroversial supaya bisa menerbitkan penasaran setiap orang yang melihatnya. Daaannn nama tabloid itu "SANG GAMA" yang merupakan kependekan dari Sarana Aspirasi daN Gagasan-GAgasan MAhasiswa. Aku yang kebetulan mengepalai biro itu kebagian sampur menjadi pimpinan redaksinya. Kenapa kami menamainya demikian? Pertimbangan utamanya adalah untuk menarik perhatian, supaya tujuan utama kami untuk menggali aspirasi dan gagasan dari seluruh lapisan mahasiswa tercapai.

Hari ketika buletin itu terbit dan mulai beredar di kampus pun tiba. Semua pengurus dilibatkan untuk distribusi majalah yang sebenarnya tidak terlalu banyak kalau dihitung dari segi jumlah eksemplarnya. Perpustakaan, Lobi, TU, Kantin, dan tempat fotocopy menjadi sasaran utama kami. Dan guess what....buletin itu laris manis dalam tempo sekejab. Woowww.....!!! 

Tapi sebagai buntutnya beberapa hari kemudian kami pengurus redaksi mendapat surat panggilan dari PUREK III yang intinya mempertanyakan buletin itu. Waduhhhh..... Sebelum menghadap rektor tentunya kami perlu berkonsultasi dulu dengan dekan fakultas. Kepada beliau kami menjelaskan apa maksud dan tujuan kami sebenarnya, dan rupanya beliau pun bisa memahami maksud kami dan bersedia untuk berbicara dengan pengurus Universitas. Dan hasilnya buletin kami tetap boleh terbit....horeeeee..... Setelah edisi perdana yang lumayan kontroversial itu kami sempat menerbitkan beberapa edisi lanjutan. Dan rupanya trik kami menggunakan nama yang kontroversial itu berhasil dari segi pemasaran. Sejak saat itu, buletin kami selalu laris manis walaupun isinya adalah artikel sumbangan para dosen dan mahasiswa serta rubrik informasi seputar kampus dan tidak ada satupun yang aneh-aneh alias menyangkut pornografi misalnya. 

Pengalaman yang lumayan berkesan dan tidak terlupa. Sayang aku tidak menyimpan satupun salinannya. 













Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak disini :)