Membaca artikel ini saya jadi ingat nasehat ibu saya tentang keperawanan. Dari mulai masa
puber, saat saya mengalami menstruasi pertama, ibu saya selalu
mengingatkan dan memberi petuah
"Nduk dadi wong wadon kuwi kudu ngerti ngajeni awake dhewe. Yen wis
kenal kakung ojo gampangan. Sing kenceng pinjunge*. Gusti wis ngatur,
maringake barang kang paling aji kanggo wong wadon kuwi neng panggonan
paling ndelik dhewe. Ora neng pucuk driji ben gampang dilucuti utowo
ilang, utowo neng rai sing bisa disawang sopo wae. Ojo nganti kowe
keduwung tembe mburine."
Artinya:
"Nak jadi perempuan harus bisa menghargai diri sendiri. Kalau sudah
mengenal lelaki jangan gampangan. Dijaga pribadinya. Tuhan sudah
mengatur, meletakkan apa yang paling berharga bagi wanita
(red:keperawanan) di tempat yang paling tersembunyi. Bukan diujung jari
sehingga gampang diambil atau hilang, ataupun di wajah untuk jadi
konsumsi publik. Jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari."
Itu wejangan yang tak bosan-bosannya disampaikan ibu saya dan sangat
membekas dihati yang mengakibatkan saya menjadi orang yang konservatif
(a.k.a kuno??) waktu pacaran.
Menurut saya menjaga keperawanan atau tidak itu pilihan. Tetapi saya
memilih untuk meneruskan petuah ini kepada anak gadis saya kelak.
#pernah dipublikasikan di ngerumpi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak disini :)